Prambanan

Posted by Aden On 08.33 No comments



Prambanan is a stunningly beautiful building built in the 10th century during the reign of two kings, and Rakai Rakai Pikatan Balitung. Rose as high as 47 meters (5 meters higher than Borobudur temple), the foundation of this temple has fulfilled the desire to show Hindu triumph in the land of Java. This temple is located 17 kilometers from the city center, in the middle of an area that now functions as beautiful park.There is a legend that Javanese people always tell about this temple. Once, a man named Bandung Bondowoso loved Roro Jonggrang. Because of his love, Jonggrang asked Bondowoso make 1000 temples with statues in one night. The request was nearly fulfilled Jonggrang asked the villagers to pound rice and make a big fire that created an atmosphere like the morning. Bondowoso who only completed 999 statues cursed Jonggrang be a statue of the 1000 because he felt cheated.Prambanan temple has three main temples in the primary yard, namely Vishnu, Brahma, and Shiva. The three temples are a symbol of Trimurti in Hindu belief. All of them face east. Each main temple has accompanying temple facing to the west, namely Nandini for Shiva, Swan to Brahma, and Garuda for Vishnu. In addition, there are 2 temples wedge, 4 color temples and 4 corner temples. In the second there are 224 temples.Entering the Shiva temple located in the middle and the highest building, you will find a room 4. One main room contains a statue of Shiva, while the other 3 rooms each containing a statue of Durga (Shiva's wife), Agastya (Shiva's teacher), and Ganesha (Shiva's son). Durga is touted as the statue of Roro Jonggrang described in the legend above.In the Vishnu temple is located in the north of Shiva temple, you will only see one room containing a statue of Vishnu. Brahma temple is located south of Shiva temple, you will only find one room with a statue of Brahma.Quite attractive accompanying temple is Garuda temple that is located near the Vishnu temple. This temple keeps a story of half-bird human being named Garuda. Garuda is a mystical bird in Hindu mythology, who was gold, white face, red wings, beak and wings like eagles. It is estimated, the figure is Hindu adaptation of Bennu (means 'rises' or 'shining', usually associated with the god Re) in ancient Egyptian mythology or Phoenix in Old Greek mythology. Garuda succeeded in saving his mother from the curse of Aruna (Garuda is born handicapped brother) by stealing Tirta Amrita (holy water of the gods).The ability to save that which was admired by many people until now and used for various purposes. Indonesia used it to sign the country. That said, the creator of the emblem of Garuda Pancasila find inspiration in this temple. Other countries also use it to sign the country is Thailand, with the same reason but the adaptation of different shape and appearance. In Thailand, Garuda is known or Krut Pha Krut.Prambanan also has panels of relief describing the story of Ramayana. According to experts, the relief is similar to the Ramayana story is revealed through oral traditions. Another interesting relief is Kalpataru tree that the Hindu religion is considered as a tree of life, sustainability and environmental compatibility. In Prambanan, relief of Kalpataru tree is described middle flanking a lion. The existence of this tree makes experts consider that the people of the 9th century had wisdom to manage its environment.Just as the figure of Garuda, Kalpataru is now also used for various purposes. In Indonesia, Kalpataru became a symbol of Forum for Environment (WALHI). In fact, some scientists in Bali to develop the concept of Tri Hita Karana for environment conservation by seeing Kalpataru relief in this temple. The tree of life can also be found on the mountains that used to open the puppet arts. A proof that the relief panels in Prambanan has worldwide.If careful, you can also see various birds relief, this time a real bird. Bird reliefs at Prambanan are so natural that biologists can identify their genus. One was relief of the Yellow-crested Cockatoo (Cacatua sulphurea) that invite questions. Why, the bird was actually found only in Masakambing Island, an island in the Java Sea. Then, whether the type that were once numerous in Yogyakarta? The answer please find out for yourself. Because, until now no one who can solve the mystery.Well, there are many more which can be extracted at Prambanan. You certainly should not be bored. If it is finally exhausted, you can relax in the beautiful garden. Interested? Come soon. Since September 18, 2006, you can enter zone 1 Prambanan though does not get into the temple. The damage caused by the earthquake on 27 May 2006 is being repaired.

INDONESIAN:

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.

Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo

from: http://www.yogyes.com

0 komentar:

Posting Komentar

Hotel and resort